Hujan di deras disertai angin mengguyur Lampung kala itu, Mbah Sunardi (77) tahun meringkuk di bawah terpal yang hanya cukup untuk satu orang.
Dengan pandangan nanar, Mbah Sunardi menatap rumahnya yang hanya berupa bilik bambu dengan atap yang bolong di mana-mana.
Bukan tidak mau berteduh di dalam rumah, tapi di sana toh tetap basah. Apalagi angin yang begitu kencang bisa saja membuat rumah reyotnya roboh. Sehingga nyawanya terancam.